*Pendahuluan
Konvergensi IFRS sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu dan akan berlaku secara material pada tahun 2012. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Indonesia yang dikembangkan sejak 17 tahun yang lalu (Kartikahadi, 2010) mengalami perubahan yang signfikan sebagai konsekuensi kesediaan Indonesia―yang diwakili oleh DSAK IAI dan disetujui oleh regulator tanpa meminta pertimbangan para pihak berkepentingan lainnya―untuk mengadopsi IFRS yang disponsori secara material oleh kelompok negara Eropa. Tahun 2012 menjadi tahun yang dinantikan oleh banyak pihak―terutama DSAK sebagai inisiator konvergensi―untuk memastikan kemampuan masyarakat bisnis dan akuntansi dalam menerapkan PSAK bercitarasa IFRS.
Agar cita-cita regulator akuntansi dalam meng-IFRS-kan praktik akuntansi di Indonesia tercapai, berbagai usaha sosialisasi telah dilakukan termasuk melalui IAI seperti program sertifikasi PSAK (CPSAK), sertifikasi pengajar IFRS, training IFRS, pertemuan forum dosen akuntansi keuangan, dan sebagainya. Pendidikan akuntansi, di semua level, tidak luput menjadi sasaran utama program penyuksesan konvergensi IFRS. Oleh sebab itu, banyak universitas yang mengubah kurikulum akuntansi keuangan untuk memasukkan kandungan IFRS dan melatih dosennya agar siap mengajar IFRS bahkan mengganti buku teks dengan yang edisi IFRS. Namun demikian, para guru―penulis sengaja tidak menggunakan kata dosen―akuntansi seolah tidak punya cukup waktu untuk setidaknya duduk mengamati IFRS dan menyikapinya secara proporsional.
*Pengaruh Konvergensi IFRS Terhadap UKM
DSAK menggunakan kertas kerja IFRS menuju SME Accounting Standards sebagai basis penyusunan konsep sementara PSAK bagi UKM menjelang penerbitan resmi 2009 kembali DSAK melakukan benchmarking terhadap Standar Akuntansi Untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik yang baru saja diterbitkan IFRS. Sekitar 80% Standar ETAP versi Indonesia telah sesuai dengan Standar IFRS tersebut dan diramaikan sebagai besar UKM masih menganggap bahwa Standar ETAP bukan standar yang mudah diterapkan. Sebagai harga dari kesetiaan yang demikian tinggi pada pembangunan perekonomian NKRI berbasis UMKM. Beberapa terobosan masih dapat diupayakan antara lain pembangunan perangkat lunak akuntansi sesuai Standar ETAP, pembuatan Pedoman Akuntansi UKM berbasis Standar ETAP oleh IAI, pelatihan dan sertifikasi aplikasi perangkat lunak akuntansi dan LK berbasis ETAP oleh IAI, BI dan Perbankan bagi UKM dan perbankan UKM, izin usaha KAP UKM yang diizinkan hanya mengaudit LK berdasarkan Standar ETAP setara Brevet B Konsultan Perpajakan, dan berbagai kiat lain untuk membagun perekonoian berbasis UKM dan Standar ETAP. BI yang diramalkan segera menerapkan Standar ETAP bagi Bank Perkreditan Rakyat merupakan penyegar teknologi akuntabilitas perbankan UKM yang berpihak kepada rakyat.
*Dampak Konvergensi IFRS Terhadap Bisnis
Dalam rangka menyongsong pemberlakuan Standar AkuntansiKeuangan yang sudah secara penuh menggunakan standar akuntansiinternasional (Konvergensi IFRS) pada awal tahun 2012, Ikatan AkuntanIndonesia memandang perlu untuk mengambil langkah-langkah sosialisasi dinikepada publik mengenai dampak konvergensi IFRS terhadap laporan keuangandan bisnis melalui seminar setengah hari dengan topik "Dampak KonvergensiIFRS terhadap Bisnis" yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 2009.Pada seminar tersebut akan disajikan pembahasan materi yang menyangkutkonvergensi IFRS untuk maksud memudahkan pemahaman kepada publik ataslaporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi Keuangan yangdikenal secara internasional (enhance comparability) agar dapat mempersiapkandiri dalam penerapannya di dunia bisnis khususnya yang berkaitan denganpenyusunan laporan keuangan. Hal ini sangat penting mengingat penerapankonvergensi IFRS dimungkinkan sangat berpengaruh pada iklim dunia bisnis diIndonesia.Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkanPSAK tidak memerlukan rekonsiliasi dengan laporan keuangan berdasarkan IFRSdan kalaupun ada diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnyalaporan auditor menyebut kesesuaian dengan IFRS, dengan demikian diharapkanmeningkatkan kegiatan investasi secara global, memperkecil biaya modal (costof capital) serta lebih meningkatkan transparansi perusahaan dalam penyusunanlaporan keuangan.Dengan konvergensi IFRS, PSAK akan bersifat principle-based dan memerlukanprofessional judgment, senantiasa peningkatan kompetensi harus pula dibarengidengan peningkatan integritas. Peta arah (roadmap) program konvergensi IFRSyang dilakukan melalui tiga tahapan. Pertama tahap adosi (2008 - 2011) yangmeliputi Adopsi seluruh IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan,evaluasi dan kelola dampak adopsi terhadap PSAK yang berlaku. Kedua tahappersiapan akhir (2011) yaitu penyelesaian infrastruktur yang diperlukan. Ketigayaitu tahap implementasi (2012) yaitu penerapan pertama kali PSAK yang sudahmengadopsi seluruh IFRS dan evaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif.
Sumber :
http://www.scribd.com/doc/73704885/Dampak-ian-IFRS-Terhadap-Profesi-Akuntansi
http://pdeb.fe.ui.ac.id/pdeb/pdeb/savvyware/digitallibrary/modules/search/search.php?menu=browse&level=detail&pk_resource=8&period=2010&volume=No%201&id=28837